Ratusan petani sawit swadaya di Inhu hadiri acara hari temu tani 2025

banner 468x60

Dutadunia.com – Kelayang – Inhu – Riau – Widya Erti Indonesia (WEI) Jakarta menggelar kegiatan Hari Temu Tani Indragiri Hulu, Riau dalam rangka memberikan pembinaan dan mengajak petani sawit swadaya untuk mengembangkan produksi sawit.

Petani yang bermitra dengan Yayasan WEI akan mendapatkan pendidikan pertanian dan bimbingan khusus agar mampu bertani dengan baik.

Direktur Eksekutif untuk organisasi Widya Erti Indonesia (WEI) Wiranatha Krisna mengatakan, acara hari temu tani Inhu dilaksanakan di Aula Kantor Camat Kelayang, Rabu pagi.

Ratusan petani sawit swadaya di Inhu hadir dalam acara dan bahkan, sangat bangga dengan adanya WEI ke Inhu. Karena, sangat membantu dalam peningkatan sumber daya manusia para petani.

“Kami Yayasan WEI selaku siap berkontribusi dan memberikan bimbingan secara optimal,” katanya.

Ia juga menjelaskan, petani kebun sawit akan mendapatkan ilmu pengetahuan di berbagai bidang agar mampu mengelola kebun sawit dengan baik dengan hasil yang optimal.

Maka tujuan acara hari temu tani 2025 di Kelayang adalah membantu petani di Inhu untuk meningkatkan kemapuan teknik budaya sawit.

WEI juga menggalang dukungan dari stake holder agar tindaklanjuti program dari alumni sekolah lapangan dapat berjalan dengan baik.

Menurutnya, petani dapat mengelola lahan pertanian dengan baik agar produktif sesuai dengan prinsip perkebunan.

“Petani akan dibina dengan berbagai program unggulan, sehingga petani sawit swadaya berhasil dengan optimal,” ujarnya.

Misalnya pengelolaan UMKM, pengelolaan usaha produktif perempuan istri petani sehingga menambah pendapatan keluarga.

Selain itu, petani sawit swadaya dapat pemahaman tentang pentingnya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan membentuk kelompok.

Karena, Widya Erti Indonesia (WEI) adalah Yayasan nirlaba yang fokus pada pemberdayaan masyarakat pedesaan dan marginal.

Dengan memiliki misi meningkatkan kehidupan melalui pendidikan, pembangunan sosial dan ekonomi, juga kepada menciptakan akses pengetahuan, menciptakan nilai ekonomi dan mengajak individu aktif berkontribusi pada komunitasnya.

Untuk mencapai tujuan itu, WEI memiliki mitra berbagai pemangku kepentingan membantu petani swadaya mencapai kesejahteraan berkelanjutan.

Bahkan, Widya Erti Indonesia (WEI) adalah yayasan yang didedikasikan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan dan marginal melalui pembangunan pendidikan. sosial dan ekonomi.

WEI diprakarsai oleh World Education Inc. di Indonesia dan didirikan pada tanggal 29 September 2014, bekerja sebagai organisasi pengembangan masyarakat yang inovatif dengan pendekatan lokal.

Dengan membantu petani mendapatkan Sertifikasi RSPO, sehingga sawit yang dihasilkan akan memiliki kemudahan masuk PKS.

Pada kesempatan itu, salah satu mewakili petani sawit swadaya dari Desa Sengkilo, Kelayang, Almadina memaparkan, selama bertani ada masalah yang dihadapi untuk dicarikan solusinya.

Seperti belum tahu cara perawatan yang tepat, pemakaian bibit asalan, belum tahu jenis pupuk yang tepat, belum tahu penyakit tanaman kepala sawit dan belum ada kemitraan dengan PKS.

“Maka, mengikuti sekolah lapangan binaan WEI Indonesia, hasilnya sangat positif menjawab semua persoalan tersebut,” sebutnya.

Oleh sebab itu, dirinya mengajak petani swadaya dapat bermitra dengan pihak ketiga seperti WEI tersebut.

Untuk di ketahui, acara hari temu tani Indragiri Hulu dihadiri oleh instansi terkait baik dari kabupaten maupun provinsi.

Hadir dalam acara tersebut adalah perwakilan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Riau Dr. Defris Atmaja, Camat kelayang yang diwakili oleh Sekcam Tukikin. SP dan Project Koordinator Widya Erti Indonesia Sutoyo.

Hari Temu Tani ini menjadi puncak dan ajang promosi keberhasilan program Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2025.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani sawit swadaya dalam mengimplementasikan praktik pertanian yang baik dan benar guna mencapai standar perkebunan berkelanjutan, seperti ISPO dan RSPO.

Kegiatan SLKS sendiri telah menjangkau 1.800 peserta dari 47 kelompok belajar di empat kecamatan (Batang Cenaku, Rakit Kulim, Lirik, dan Kelayang). Petani alumni SLKS
berkesempatan mempresentasikan hasil belajar mereka.

Menunjukkan peningkatan teknik
budidaya yang lebih ramah lingkungan dan legal, sejalan dengan tuntutan pasar global akan produk minyak sawit yang ‘hijau’ dan bertanggung jawab. ***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *